Sajak Kecil tentang Cinta

            Bertiup dengan bebas tak mengira arah. Perlahan mendekat membuatku merasa sejuk. Dikala pagi ia menentramkan, dikala siang ia menenangkan, dikala petang ia menghanyutkan, dan dikala malam ia begitu riuh. Selalu berkejaran dengan desis, juga menghanyutkan awan. Tak nampak namun mampu mengoyak raksasa angkasa. Begitulah sang penghantar cinta. Desahnya tak terlupa dalam dekap. Hanya siutan perlahan yang mampu menyamarkannya. Gejolaknya riuh di alam dan angan. Karena mencintai angin harus menjadi siut.
Image result for angin 
           Gemricik sungai membawa peradaban. Mengalirkan sejuta kenangan. Akan impian terpendam dan penyesalan harapan. Mengalir dengan lembut pada dalamnya perasaan. Riuh di permukaan membuat hanyut perasaan. Lalu singgah di danau yang amat tenang. Dalamnya tak tersentuh. Dengan permukaan datar tak beriak. Begitu sulit untuk diterka. Selalu tenang bergeming. Hanya rintik hujan yang mampu membuatnya bersuara. Kemudian menuju laut, persinggahan terakhir sebelum menguap ke alam mimpi. Dengan hantaman ombak terhadap kokohnya sang karang. Selalu menerjang tak kenal waktu. Maka hanya ricik yang mampu mengungkap segalanya. Dan jangan menjadi rintik, karena mencintai air harus menjadi ricik.
Image result for sungai
            Menjulang tinggi menyentuh keabadian. Membuat siapapun terpana karenanya. Tak cukup bagi sebagian manusia hanya untuk memandang keperkasaannya. Dengan tekad meraja mencoba menaklukan sang ksatria. Meskipun pedangnya siap menyayat hati. Meskipun amarahnya siap keluar dengan gemuruh tak tertandingi. Namun keindahannya menawarkan kedamaian. Yang dicari siapapun. Yang paling dicari oleh para pecinta temaram malam. Meskipun harus menaklukan terjalnya tubuh sang ksatria. Karena mencintai gunung harus menjadi terjal.
Image result for gunung fuji dan awan
               
                Berkobarnya api dikala dingin menyergap adalah sebuah anugerah. Membuat sebuah dekapan menjadi semakin berarti. Menjadi teman dalam gulitanya malam. Menyinari wajah lelah yang akan bersandar dalam peraduan. Gejolak di hati jugalah serupa. Bersama menjadi bara, kemudian meredup menjadi abu. Hangatnya selalu bersemayam dalam ingatan. Dan panasnya menjadi pelajaran. Bagi siapapun yang ingin menggapai cinta dengan jemari lemahnya. Ataupun yang ingin memeluknya erat hingga datang keabadian. Jilatnya menyakitkan, membuat luka yang tak terlupakan. Maka jangan kau benci luka itu. Karena mencintai api harus menjadi jilat.
Related image
            Cinta adalah impian bagi setiap insan. Disapa oleh cinta adalah kebahagiaan yang akan selalu diingat meski waktu merenggut segalanya. Namun bukan berarti setiap cinta, setiap impian bisa kita raih. Menyentuhnya pun tak mampu. Hingga terkadang dengan melihatnya saja hati terasa tentram. Meski hanya sesaat, meskipun semu. Hanya ada dua alasan mengapa manusia gagal meraih impiannya. Jikalau impian adalah seumpama sebuah cakrawala. Hanya awan yang mampu menghalanginya, atau horizon yang dengan dingin membatasinya. Mereka bisa sangat dekat, sedekat rembulan menyapa bintang-bintang kehidupan. Dan mereka bisa jauh, sejauh matahari mengejar sang dewi malam. Namun jarak bukanlah penghalang bagi mereka yang bermimpi untuk merengkuh cakrawala. Karena mencintai cakrawala harus menebas jarak.
Image result for mencintai cakrawala harus menebas jarak
            Dirimu adalah alasan mengapa aku tetap berdiri disini. Meskipun tak lagi diriku mampu untuk menatapmu. Meskipun tak lagi kudapati senyum milikmu yang mengembang. Dan meskipun tak lagi kutangkap sorot matamu yang menatapku. Dirimulah penguasa alam sadarku. Yang terkadang merasuk dalam mimpi-mimpi sunyiku. Dan dirimulah yang menjadi penguasa imajinasiku. Yang terkadang tertuang melalui sebuah coretan. Meskipun tak pernah terucap dalam ucapan. Dirimu adalah angin sang pengembara sunyi, dirimu adalah air yang menjadi candu para pujangga, dirimu adalah gunung simbol keperkasaan, dirimu adalah api yang menerangi sejengkal kepiluan, dan dirimu adalah cakrawala yang terlalu luas untuk dipahami. Sedangkan aku adalah siut yang menemani angin bergerilya tak kenal waktu, aku adalah ricik yang membuat air memiliki pesona menenangkan, aku adalah terjal yang menjadi pelindung gunung, aku adalah jilat yang membuat api begitu mengerikan, dan aku adalah jarak yang membuat cakrawala memiliki arti. Maka mencintaimu harus menjadi aku.
 Image result for sajak kecil tentang cinta

Terinspirasi dari puisi milik Sapardi Djoko Damono - Sajak Kecil tentang Cinta
Kage-