Seorang Anak yang Dilarang Menangis


Pak, Buk
bahwa kalian percaya kelak
anakmu bisa melepas belenggu kemiskinan
yang mengikat kita kuat-kuat di satu tempat
mencegah kita menghela nafas
untuk menikmati dunia sebagaimana
orang lain yang tak perlu memikirkan
bagaimana harus hidup esok
dengan sesuap nasi
yang dikais dengan keringat bersimbah
dan air mata yang menderas

Pak, Buk
bahwa kalian percaya kelak
anakmu akan kaya dan selalu kaya
membalas dendam yang masih kalian simpan
dan kalian wariskan kepada
anakmu yang hanya ingin bertualang
mencari kesejatian hidup
bahwa kalian punya mimpi
anakmu akan menyumpal mulut-mulut kotor
milik para bajingan yang menjatuhkan kalian
dan mengurung kita dalam bilik kesengsaraan

Pak, Buk
bahwa anakmu yang kalian harapkan
masih berkutat mencari jawaban
pertanyaan yang dibawa sejak disabdakan
bahwa anakmu tidak bisa
melihat masa depan yang didambakan
atau  yang kalian impikan
tak pernah sekali pun
walau dalam momen singkat
cahaya hari esok yang akan menuntun kita
kepada kemenangan hidup
dilihat oleh mata anakmu
yang telah lama redup sorotnya

Pak, Buk
apakah kalian percaya
kepada anakmu yang tak lagi percaya
akan dirinya sendiri

Pak, Buk
sekali saja
biarkan anakmu menangisi
nasib keluarga kita

Kage-